Selasa, 09 Juli 2013

HERMANN DELAGO MANIK

   


 Herman Delago Manik atau sering dikenal dengan sapaan Delago, seorang musisi yang sangat tertarik dengan musik tradisional Batak. Delago lahir pada tahun 1957, menikah dengan gadis Batak dan diberi marga Manik. Delago adalah seorang komposer, menurutnya lagu Batak memiliki jiwa yang bagus dan sangat lembut. Pada tahun1995 saat ia berlibur ke Bali, Delago mendengar lagu Butet, Delago langsung menyukainya dan meminta temannya untuk mengajarkan lagu Batak kepadanya.



   Pada tahun 2011, Delago bersama Vicky membuat album bernuansa batak yang bernama TOBATAK. Pertemuannya dengan Viki Sianipar tidak sengaja disebuah warung kopi menjadi awal lahirnya perpaduan musik tradisional dan modern. Mereka kemudian mengaransemen lagu Batak menjadi lebih hidup dan agar lebih populer dalam album TOBATAK. Album ini dipasarkan oleh label BSC Music Jerman. Pada Agustus 2011, Delago mengadakan konser dalam Project TOBATAK, kolaborasi antara Delago dan Viki serta disuport beberapa artis dan musisi lainnya seperti Manu Delago, Korem Sihombing, Dewi Marpaung, Dany K (Austria).

   Delago melakukan beberapa konser lagu Batak di beberapa daerah di Eropa sehingga lagu dan budaya Batak mulai dikenal dunia Barat, khususnya Eropa.



"lagu Batak memiliki jiwa yang bagus dan sangat lembut"

Minggu, 07 Juli 2013

MARTUA SITORUS (SIANTAR)

        


      Martua Sitorus dikenal dengan nama Thio Seng Hap atau Ahok lahir di Siantar, Sumatera Utara pada tahun 1960, saudara laki-lakinya bernama Ganda Sitorus, saudara perempuannya bernama Bertha, Mutiara, Thio Ida. Beliau memperoleh gelar sarjana Ekonomi dari Universitas HKBP Nomensen. Beliau sekarang tinggla di Singapura, dan memiliki 4 orang anak. Menurut Bungaran Saragih, mantan Menteri Pertanian, orang yang mengenal Martua, Martua merupakan sosok pebisnis muda yang lowprofile dan tidak ingin menonjol bahkan eman-teman Martua awalnya tidak banyak yang mengetahui perkembangan pesat bisnis Martua, karena Martua dikenal merupakan orang yang lowprofile.



      Martua Sitorus mengawali karir bisnisnya dengan berdagang kelapa sawit di Indonesia dan Singapura. Pada akhir tahun 1980-an ia menjalin kemitraan dengan Kuok Khoon Hong, keponakan Robert Kuok, raja bisnis gula dan properti di Malaysia. Keduanya sepakat untuk mengembangkan bisnis secara bersama-sama, mereka menamainya dengan Wilmar disebut-sebut berasal dari singkatan nama panggilan untuk mereka berdua, William nama panggilan untuk Kuok Khoon Hong dan Martua Sitorus.  Keduanya berbagi tugas Kuok Khoon Hong sebagai Chairman dan CEO dan Martua Sitorus sebagai Chief Operating Officer (COO) Wilmar International Ltd.

     Pada tahun 1991, bisnisnya berkembang pesat Martua membangun kebun kelapa sawit sebesar 7.100 hektar di Sumatera Utara dan pada tahun yang sama dia mendirikan pabrik kelapa sawitnya yang pertama kali. Martua berhasil membangun imperium bisnis minyak sawit terintegrasi, mulai dari kebun kelapa sawit, pengolahan minyak kelapa sawit, oleokimia, biodiesel, pengepakan, hingga pemasaran minyak kelapa sawit (CPO). 



       Martua Wilmar International Limited, perusahaan agrobisnis terbesar di Asia ini juga tercatat dalam Bursa Efek Singapura. Pada tahun 2007, Martua membangun tiga pabrik Biodiesel di Riau. Masing-masing memiliki kapasitas produksi 350.000 ton per tahun, sehingga totalnya mencapai 1.050 juta ton pertahun. Di Indonesia, Wilmar memiliki 48 perusahaan. Salah satunya PT.Multimas Nabati Asahan, produknya adalah minyak goreng bermerek Sania dan Fortune.
       Wilmar memiliki 250 fasilitas pabrik-pabrik produk kelapa sawit di 20 negara, antara lain Indonesia, Malaysia, Tiongkok, India hingga ke Eropa. Di Indonesia sendiri Wilmar memiliki 48 perusahaan operasional. Di India Wilmar menjual minyak goreng merek, Fortune, Jubile, Raag, Alpha, dan Adhar. Sedangkan di Tiongkok bermerek Orchid, Gold Ingot, Hiaqi, ddan Baihehua.





          Berdasarkan majalah Forbess pada 15 November 2012, Martua tercatat sebagai orang terkaya no 4 di Indonesia dan #377 di dunia.

" Martua Sitorus merupakan sosok bisnisman yang lowprofile dan tidak ingin menonjolkan diri, bahkan publik sulit untuk mendengar banyak tentang informasi dan gaya hidupnya sebagai pria dengan kekayaan peringkat ke 4 di Indonesia"

Kamis, 21 Maret 2013

NADYA HUTAGALUNG




               Nadya Hutagalung model berdarah Indonesia - Australia putri dari Ricky (batak) dan Dianne, lahir di Sydney.28 Juli 1974. Menikah pada 16 Desember 2006 dengan Desmond di Uma Ubud, Bali.   Nadya disaat kecil suka diejek oleh teman-temannya di Australia karena perbedaan ras. Nadya Hutagalung mulai menggeluti dunia modeling sejak dia berusia 12 tahun, dimulai dari Tokyo dan beberapa negara di Asia dan Australia. Mengawali karirnya pada tahun 1995 sebagai seorang VJ MTV Asia legendaris Nadya telah banyak dikenal masyarakat Asia pada khususnya, pada tahun 1997, Nadya memenangkan Best Light Entertaintment Presenter Award di Asian Television Award. Banyak penghargaan yang telah Nadya terima, Asia's Leading Trendmakers oleh majalah Asiaweek, Showtime personality of the year oleh Singapore's the new paper, dan Singapore's most gorgeous woman oleh pembaca Female.
                 Nadya Hutagalung sekarang menetap di Singapura dan telah memiliki satu putri, Desmond, dan dua putra, Tyrone dan Fynn. Aktif dalam kegiatan sosial merupakan bagian dari aktivitas Nadya. Nadya bangga sebagai orang batak seperti yang dia ceritakan dalam tayangan acara, Just Alvin (Metro Tv), Nadya juga bercerita dia pernah pulang ke kampung halamannya Tapanuli Utara, Tarutung. Dalam acara Hitam Putih, sekilas Nadya menunjukkan bahwa dia masih mampu berbahasa batak, Nadya terekam mengucapkan kata "hepeng".

"....Aku bangga dengan nama Hutagalung..."







Sabtu, 12 Januari 2013

PARLINDOENGAN LUBIS








           LUBIS berangkat ke Negeri Belanda untuk belajar Kedokteran, setelah lulus Kandidat I di Betawi (begitu dia menuliskannya). Semasa di Betawi, ia sempat aktif di Jong Islamieten Bond dan Jong Batak, yang kemudian bersama perhimpunan mahasiswa lain (selain Jong Java) bersatu membentuk PPPI dan Indonesia Moeda.


         Di Leiden, tak lama ia direkrut Perhimpoenan Indonesia. Sepeninggal Hatta cs, PI bersifat kekirian, dengan garis Stalinis yang jelas. Sempat Lubis menjadi ketua, selama 3 tahun, dan membawa PI ke arah yang tak begitu kiri. Kerjasama dengan Partai Komunis Belanda dihentikan, lalu bekerjasama dengan Partai Sosialis (SDAP).

          Kemudian PD II pecah. Mei 1940, saat Jerman bergerak ke barat, Belanda menyerah nyaris tanpa perlawanan. Dan bahkan kemudian kehidupan masih tampak normal dalam pendudukan Jerman. Sebelum serangan Jerman pun, partai NSB yang pro Jerman pernah memperoleh suara cukup besar (separuh suara) dari rakyat Belanda. http://anehdidunia.blogspot.com
         Selama pendudukan Jerman ini, Lubis sempat menyelesaikan kuliah di Leiden, lalu menikah di Haarlem, menjajagi bekerja di Utrecht, dan akhirnya membuka praktek di Amsterdam. Tapi kemudian, 26 Juni 1941, dua orang reserse Belanda menjemputnya. Loebis dipenjarakan, dan kemudian dipindahkan ke Kamp Konsentrasi. (Baru pada tahun 1945, Loebis mengetahui alasan penahanannya:
        Ternyata Jerman sedang membuka front baru melawan Sovyet, dan para aktivis gerakan pro komunis ditakutkan menjadi partisan di belakang front). Kamp Konsentrasi yang pertama dihuni adalah Kamp Schoorl. Di sini, tawanan belum disuruh bekerja, tetapi hanya disuruh apel dan berolah raga. Kemudian seluruh isi kamp ini digabungkan ke Kamp Amersfoort. Di sini, tawanan memperoleh perkerjaan konstruksi, termasuk memasang kawat berduri. Juga mulai sering disiksa secara kejam, baik oleh orang Jerman, maupun terutama oleh orang NSB.
         Lubis kemudian dipindahkan ke Kamp Buchenwald di Jerman. Di sini Lubis mulai kehilangan harapan untuk dibebaskan, kecuali perang berakhir dengan kekalahan Jerman. Ia memutuskan untuk hidup secara efisien dan tanpa hati, untuk bertahan hidup selama mungkin. Di Buchenwald, mereka membuka hutan di pegunungan berkabut, memecah batu, membuat barak, saluran air, listrik, bengkel, dll, selama 7 hari seminggu, 14 jam sehari. Tawanan sering dipukuli, bahkan hingga mati. Tawanan yang mengobrol ditembak.
         Namun kemudian Lubis dipindahkan lagi, pada Oktober 1942, ke Sachsenhausen, ke instalasi pabrik pesawat perang Heinkel. Di sini situasi lebih baik. Kamp lebih difokuskan pada pekerjaan teknis, biarpun kekejaman masih berlangsung, dan menyita nyawa manusia segala bangsa di sana. Kali ini, dia ditugaskan sebagai dokter kamp, sehingga tugasnya lebih ringan. Lubis jarang mengulas tentang Yahudi. Ia beralasan bahwa barangkali para Yahudi dipisahkan, dan ditempatkan di kamp tersendiri. Atau barangkali … entahlah. Saat akhirnya pasukan sekutu berhasil masuk ke Jerman, Kamp kacau.


          Para tawanan dan penjaga membentuk barisan tak teratur yang terus bergerak ke barat. Tawanan yang keluar barisan langsung ditembak di belakang kepala. Tapi banyak juga penjaga yang juga lari memisahkan diri. Mereka akhirnya berhenti di kampung Grabouw. Sempat barisan dari kamp lain bergabung. Dan akhirnya tentara Russia masuk juga ke kampung itu. Mereka resmi lepas dari tawanan. Tapi perlu waktu untuk memulihkan diri, dan mencari cara untuk lepas dari kawasan Russia, menyeberangi sungai Elbe, masuk ke kawasan Sekutu Barat, dan akhirnya kembali ke Belanda dengan kereta ke Maastricht, lalu naik mobil ke keluarganya di Amsterdam.

       Namun, nun di timur, kemerdekaan Indonesia diproklamasikan, dan pada akhir 1945, berita itu mulai terdengar masyarakat Indonesia di Belanda. Lubis dkk langsung menyatakan diri bagian dari Republik Indonesia yang merdeka, dan kekikukan kemudian terjadi lagi. Sempat ada Kongres Pemuda Demokrat Sedunia di Cekoslovakia, dan Loebis ingin menghadiri kongres ini, atas nama Indonesia. Tentu Belanda tak memberikan pass, tetapi atas bantuan Inggris, dia bisa berangkat.

         Sambutan untuk Indonesia amat meriah, membuat berang para pemuda Belanda. Lubis kembali ke Belanda menumpang tim Belgia. Pemerintah Belanda akhirnya memperbolehkan orang Indonesia kembali ke negerinya. Namun dengan status sebagai NICA. Banyak yang mengira bahwa ini adalah support yang baik, karena tidak menyadari bahwa NICA justru memusuhi Pemerintah Indonesia Merdeka. Lubis sempat menyadari, dan memberi peringatan kepada lainnya.

      Namun saat ia bertolak pulang, ia diberi juga pangkat Mayor NICA, yang tentu ia tolak. Ia mengambil status sebagai dokter kapal, dan dalam status itu sempat menyelundupkan Dr Setia Boedi (Douwes Dekker) kembali ke Indonesia. Di Indonesia, Lubis meneruskan karir sebagai dokter, dan menolak berpolitik. Bekerja sebagai dokter di PT Timah, Belitung. Zaman kaum komunis Indonesia bangkit, Lubis difitnah dan dipensiunkan dini, karena dianggap tak mau mendukung kaum komunis. Tapi ia tetap tinggal di Belitung. Saat istrinya meninggal, baru ia pindah ke Jakarta. Lubis meninggal di ujung tahun 1994, nyaris tanpa perhatian dari bangsa kita.

"...Untuk dapat survive dalam kamp, aku pertama-tama harus mempunyai hati yang keras dan tanpa rasa seperti batu. Segala perasaan yang sentimental dan cengeng harus harus dibuang jauh-jauh.... Masa lampau sekali-kali jangan dikenang. Masa yang akan datang jangan diharapkan. Hiduplah untuk hari ini saja..."